Sunday, October 23, 2011

Apakah semua ini karena kekejianku?

Aku pernah bertanya kepadamu, 'Apakah ada lelaki seperti bapakku? Seperti mbah kung dan om-ku?'

Dan kau berkata, 'Ada. Bapak, mbah kung dan om-mu buktinya. Itu sudah menjadi bukti yang tak terbantahkan.'

'Lalu kubilang lagi, 'Aku takut.'

'Takut apa?'

Lanjutmu, 'Yen iki soal jodoh, maka dengarkan nasehat Didi Kempot: Jodho kuwi saka Gusti, manungsa sing nglakoni.'

Sejenak ku menyeringai. Lalu kubilang: 'Aku takut berpisah.'

'Lho lho, perpisahan itu berbanding lurus dengan pertemuan.'

Berusaha kucerna. Benar juga. Jika tidak dipertemukan kita tidak akan dipisahkan. Dan perpisahan itu sesuatu yang pasti ada dalam setiap pertemuan. Jika tak bertemu, tak mungkin akan merasai perpisahan.

Kuterdiam.

Dan kau berkata lagi. 'Yen aku, aku memegang nasehat seseorang. Baca 24:26.'

Kubuka mushafku:
'Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula...'
'Masih perlu analog? Aku tahu kow pasti tau.'

'Berarti Bapak, Mbah Kung, Om? Tak lepas dari apa yang diperbuat oleh Mami, mbah uti, tante?'
'Iyo, untuk mendapat yang baik, maka perbaiki diri kita dulu. Atau istilah motivator: melayakkan diri kita untuk mendapatkan yang terbaik.'

'Kejikah aku bila mendapat pendamping yang keji?'

'Aku tak menyebut kamu yang terbaik, tapi kamu lebih tau daripada aku. Prinsipku: jodoh itu bukan memilih tapi dipilihkan. Maka mintalah yang terbaik bagi pada Yang Memilihkan.'

'Tapi aku terlalu takut berharap,,,'

'Hmm, aku tak tau konteks pembicaraanmu, tapi nasehatku, jangan buru-buru. Jangan turunkan standarmu dengan menaikkan kualitasmu. Dan yang pasti: JANGAN BERPUTUS HARAPAN PADA ALLAH. HARAM.'

' :( '

' Ubah :( menjadi :)'

'Everything has reasons and season. Intinya adalah pengendalian diri, Mengubah pest menjadi pets.'

Maka di akhir pembicaraan itu, kucoba merenungi lagi. Kucoba kuevaluasi lagi. Seperti apa diriku, Hatiku. Sudah pantaskah aku mendampingi seseorang yang baik? Ataukah aku memang hanya layak mendampingi seorang lelaki yang keji karena kekejianku? Atau jangan-jangan lelaki yang kudampingi menjadi keji karena kekejianku? Naudzubillah min dzalik,,, Tak bisa bersama belajar menjadi lebih baik karena ketidak mampuanku mengendalikan diriku?

-Di tengah hujan rintik Malang, Suhat PTP I/7. Di saat ku sangat kehilangan kepercayaan diriku-

3 comments:

Fifin said...

hanya bisa mendoakan.. semoga mendapatkan yang terbaik. Semangat!!

Dwi Yulianti said...

tampaknya sebentar lagi yaa bu dosen, semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan dan kemudahan . . . ditunggu eksekusinya . . . .^^

nimassunyoto said...

Amin, insyaAllah bapak-bapak, ibu-ibu,,, semua yang ada di sini,,,;P
mohon doanya nggeh,,,
semoga diberikan oleh Allah yang terbaik. :)

Begitu juga buat bapak dan ibuk sekalian,,, amin,,

 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template