Wednesday, November 9, 2011

Sedekah yang paling Afdol

Tulisan ini juga untuk membayar utang. Judul di atas itu adalah judul kultum terakhir yang kusampaikan di ngaji-mod (ngajinya anak-anak Bangmod-tempatku penelitian thesis tahun lalu, tepatnya di pinggiran Kota Bangkok-). Sebenarnya kultum saat itu, hanya menyampaikan kembali artikel dari Pak Ihsan Tandjung yang bisa dilihat juga di eramuslim.

Bermula dari gagasan cemerlang teman-temanku di Al Magetani Foundation yang begitu giat menginisiasi terbentuknya sebuah wadah alumni SMA 1 Magetan yang diarahkan pada terbentuknya jaringan pendanaan yang kuat, yang dapat membantu adik-adik di SMA yang mempunyai keterbatasan biaya yang menghambat kegiatan pendidikan mereka (ngarang ae, padahal aku gak teka rapate, hehe).

Hal tersebut membuatku begitu terkesan dan terinspirasi, terutama ketika mereka pengen urunan buat korban tahun ini, dengan cara patungan. Di saat darah mereka masih muda, di saat keinginan untuk menjadi kaya sangat menggoda. Tetapi darah muda mereka telah memilih untuk tak menjadi biasa...

Di pihak lain secara tak sengaja (padahal browsinge yowes berjam-jam :D)kumenemukan artikel tadi, dikatakan bahwa:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ

تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ

قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Bisa kita lihat betapa detailnya hadits itu menjelaskan kepada kita ciri-ciri sedekah yang afdol untuk dijalankan yaitu
(1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi;
(2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya;
(3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan
(4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Kuistilahkan dengan 'darah muda', keinginan yang ada di dalam hati kita, yang bersemangat dan bergelora. Ingin menikmati masa muda dan awal-awal bekerja. Saat di mana kita ingin menikmati hasil keringat kita. Merasa harta yang ada di tangan kita adalah milik kita, tak siapa-pun boleh menyentuhnya. Ini milikku! Mau apa?

Teringat seorang teman yang dengan begitu semangat menunjukkan tas barunya seharga tiket bolak-balik Surabaya-Bangkok di waktu promosi. :D. Waduh. Dengan baik sangka saja kupikir pasti dia sudah menyisihkan untuk membersihkan gajinya. Belum lagi dengan biaya perawatan intensif wajahnya, yang biayanya bisa digunakan untuk menghidupi aku selama sebulan. :P. Wajar. Karena pada saat seperti itulah godaan datang, bersifat sangat tamak dan serakah. Ingin mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin, menabung untuk membeli ini itu, menabung untuk liburan ke sana situ. Karena godaan yang sangat berat itulah, maka Rasul menyatakan ketika kita mau menginfakkan harta kita di saat itu, maka akan memberikan nilai plus. Bukan hanya memberikan harta yang kita sayangi, tapi juga karena memberikannya di saat yang sulit.

Seperti juga ketika kita mempunyai sedikit uang, yang sangat kita eman-eman (bahasa Jawanya) di saat akhir bulan yang mencekik, dengan anggaran pas pasan. :D. Tiba-tiba datanglah adik kos dengan wajah memelas minjem uang buat bayar tunggakan uang kos bulan kemaren. :D. Bagaimana? Akankah kita memberi di saat kita sangat takut menjadi miskin? Memberikan harta yang kita sayangi, sekali lagi. Bersedekah itu di kala lapang dan sempit.

Satu cobaan lagi dalam sedekah adalah keinginan untuk menunda. Karena masih muda biasanya sering berfikir tentang: nanti saja. Nanti saja, jika sudah tua. Sudah punya mobil, rumah dan segala isinya. Jika sudah terpenuhi semuanya. :)  Sampai semuanya terambat karena gajah eh ajal sudah di pelupuk mata. Pada saat itu sudah baik jika yang diingat adalah menyedekahkan hartanya, tapi yang parah adalah ketika yang dia ingat adalah tentang wasiat untuk membagi harta pada ahli warisnya saja. Hal itu dilakukan dengan terpaksa, pula!. ckckck.

Karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam bersedekah, maka ketika kita dapat besedekah dengan lapang dada pada saat kita mendapat tantangan itulah sedekah kita disebut dengan sedekah yang afdol. :) Wallahu 'alam bishawab. Semoga dapat memotivasi kita untuk lebih giat bersedekah di masa muda kita. Disaat sedekah kita bisa bernilai sedekahyang paling afdhal. :)





0 comments:

 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template