Thursday, December 22, 2011

Said bin Amir

Adalah Said bin Amir, seorang kafir Qurays yang tertarik untuk masuk Islam ketika melihat ketenangan sahabat Rasul Khabaib in Adi yang dibunuh oleh musyrikin Mekkah kala itu. Ketika menjelang eksekusi, Khabaib bin Adi meminta kesempatan untuk melakukan shalat dua rakaat. Shalat dua rakaat terakhir yang sangat tenang dan damai. Yang efeknya dapat dirasakan secara langsung oleh Said bin Amir yang saat itu menyaksikan di antara sekian ribu orang yang ada. Dan jika karena tidak akan segera dihukum , tentu Khabaib bin Adi akan memanjangkan rakaat shalatnya.

Kekuatan apa yang begitu dahsyat sehingga dapat mendamaikan Khabaib bin adi yang memutuskan untuk tetap setia sampai akhir masa hidupnya? Itu yang dipikirkan oleh Said bin Amir yang kemudian berjanji setia memeluk Islam dan menjadi pendamping setia Rasulullah SAW hingga beliau wafat sekalipun.

Hingga pada suatu hari, ketika Rasul telah wafat dan khalifah Umar meminta beliau untuk menjadi Gubernur di Hom (sekitar Suriah sekarang ini). “Wahai Said, kami telah melantik engkau sebagai Gabenor Hims” Lalu dibalas oleh Said dengan katanya: “Wahai Umar. aku memohon kepada Allah agar engkau tidak mendorong diriku condong kepada dunia.” Lalu dengan marahnya Khalifah Umar membalas: “Celakalah engkau! Engkau meletakkan amanah pimpinan dibahuku, lalu engkau membiarkan aku sendirian.” lalu dijawab oleh Said: “ Demi Allah! Aku tidak akan membiarkan engkau bersendirian.” Selepas itu pun beliau berangkat melaksanakan amanah ke Bumi Homs.

Suatu saat Khalifah melakukan kunjungan ke Homs, dan bertanya pada beberapa penduduknya tentang bagaimana pemerintahan yang dipimpin oleh Said bin Amir. Secara keseluruhan mereka menjawab kepemimpinan Said bi Amir sudah berjalan cukup baik, namun, mereka mempunyai beberapa hal untuk dikemukakan kepada Khalifah Umar, yaitu bahwa:
1. Said bin Amir selalu datang pada hari menjelang siang.
2. Said bin Amir hanya bersedia melayani rakyat dari siang sampai sore, dan tidak bersedia diganggu ketika malam datang.
3. Sekali sebulan Said bin Amir sama sekali tidak datang untuk bekerja.
4. Terkadang Said bin Amir tiba-tiba pingsan.

Demi mendengar keluhan dari masyarakat ini, Khalifah Umar mendatangi Said bin Amir untuk melakukan konfirmasi / tabbayun. Kemudian beliau menanyakan tentang kebenaran keluhan itu pada Said bin Amir. Said bin Amir berkata bahwa semua keluhan tentang dirinya adalah benar. Tapi beliau memiliki beberapa alasan mengapa melakukan hal tersebut:
1. Beliau datang pada hari menjeang siang karena harus terlebih dahulu mengerjakan pekerjaan rumah karena tidak ada pembantu di rumahnya.
2. Malam hari beliau khususnya waktunya untuk beribadah kepada Allah, sehingga beliau tidak mau digannggu oleh urusan duniawi.
3. Setiap bulan satu kali beliau harus mencuci satu-satunya baju yang beliau miliki, praktis tak ada lagi baju yang bisa yang bisa beliau pakai.
4. Terkadang beliau pingsan karena teringat dengan kematian sahabat Khabaib bin Adi di depan matanya ketiak beliau masih termasuk kamu musyirikn Mekkah dahulu.

Subhanallah begitu rendah hatinya Said bin Amir sebagai seorang Gubernur yang seharusnya memiliki kehidupan yang boleh jadi mewah. Beliau begitu hati-hati menjaga amanah duniawinya agar tidak mencondongkan hatinya dari Allah. Bagaimana beliau bisa membagi waktunya agar terjadi keseimbangan antara amanah duniawi dan kepentingan ukhrawi. Jadi teringat kata Pak Arif Alamsyah di Acara "Inner-Outer Beauty and Strees Relesae" di RS Permata Bunda, Sabtu, 17 Desember 2011 yang lalu. Jangan sampai kita seperti kata-kata ini: "Busy,,,Busy,,,Busy,,,Dead,,," Kata-kata ini terasa sangat menyesakkan bagi saya, karena sudah hampir dua bulan kemarin bahkan saya tidak sempat menyisihkan waktu untuk menghadiri pengajian pekanan yang biasanya saya ikuti. Semua karena kerja, kerja dan kerja. Sibuk, sibuk dan sibuk. Dan tanpa pernah sadar, mungkin tiba-tiba sudah tua dan sudah satnya menghadap kembali padaNya.

Untuk menghindari terjadinya hal itu, apa yang dilakukan oleh Said bin Amir perlu kita contoh. Setidaknya kita sediakan waktu luang untuk kegiatan yang benar-benar kaya meaning instead of pleasure. Bagaimana bisa memilih kegiatan di  waktu libur antara untuk nonton filem Korea dengan melakukan silaturahim misalnya. Target berikutnya insyaAllah. Mungkin nonton Filem Korea mempunyai high pleasure, tapi bagaimana dengan meaning-nya. Kira-kira seperti itu. :) Selain itu juga mungkin dapat mengatur waktu antara pekerjaan dunia dengan akhirat. Semoga gak sering bolos ngaji lagi. :P

Said bin Amir dikenal sebagai gubernur yang sangat sederhana, bahkan ketika Khalifah Umar mengutus seorang sahabat untuk mengumpulkan daftar penerima zakat di Homs, nama Said bin Amir termasuk di dalamnya! Maka Khalifah Umar pun memerintahkan untuk mengirimkan uang sebanyak 1000 dinar untuk Said bin Amir. Namun, apa yang dilakukan oleh beliau? Beliau membagi-bagikan uang tersebut kepada rakyatnya yang membutuhkan. Kelebihan uang kemudian beliau simpan. Ketika ditanya oleh istrinya, mengapa uang tersebut tidak digunakan untuk membayar pembantu dan membeli baju? Beliau berkata: suatu saat akan datang seseorang yang mungkin lebih memerlukan uang ini daripada kita. Subhanallah,,,

Mungkin susah bagi kita untuk menerima cerita ini? Masihkah ada pemimpin seperti itu sekarang ini? Hemmm. Tauk deh. Tapi yang jelas juga, penggalan cerita terakhir seperti mengiyakan pernyataan Pak Arif Alamsyah juga bahwa : Keluarga adalah yang utama, tetapi umat adalah lebih utama. :)

Wallahu'alam.
#Menulis cerita ini karena dapat tugas untuk mereview biografi sahabat di ngaji pekanan pekan ini. :)

Wednesday, December 21, 2011

Yang terlewatkan

Ampun, Gusti.
Telah melewatkannya

Ampun, Gusti
Jarang menganggapnya ada


Ampun Gusti,
Suka Lupa

Ada dua lubang di sana
Yang membuatku tetap ada

Sore ini buntet tak terkira
Ampun Gustiiiiiiiiiiiiiiii T_T


Semoga besok bisa kembali bernapas lega...

Sekali lagi ampun Gusti,,,









Saturday, December 17, 2011

Fragmen

'Apakah Ibu sayang sama Saya?' Akhirnya pertanyaan itu muncul juga. Pertanyaan yang kutakutkan keluar dari anak ingusan itu. Bukan. Bukan pertanyaan yang ditujukan kepada saya. Tapi kepada salah satu sahabat baik saya. Pertanyaan yang tak kusangka berani ditanyakannya.

Fragmen yang susah dimengerti. Apakah ini rencana Tuhan seperti yang dikatakannya? Atau-kah suatu bentuk pelarian dari hubungan-hubungan mereka dengan pasangan lain yang telah melalui masa jenuh setelah sekian tahun berlalu?

Tak tau aku.

Tapi, jadi parno, guwe.

Tuesday, December 13, 2011

Enjoy It!

20.57

Masih di kantor, dan besok ada kelas jam 06.30! Really need a mood boost! Heeheh.
Tau nggak di kantorku, orang-orang pada hebat banget. Bagaimana tidakkk. Kuliah mulai pagi, pelatihan -pelatihan yang bertumpuk, anggota tim sana dan tim situ. Belum lagi pembimbingan dan kerjaan ini itu. Semua pada hebat! Dari 29 total guru yang mengajar di tempatku, 14 di antaranya sekolah! Praktis hanya ada 50% lebih sedikit dari kita yang aktif mengajar di sini. Itu belum lagi tugas dan kewajiban yang lain, yang tercantum dalam Tri Dharma PT, yang belakangan diplesetkan oleh teman sejawatku menjadi:
     1. Mengajar
     2. Mengisi borang
     3. Menghadiri rapat
Heheh. Demi menyatukan tiga dharma dalam satu jiwa ini, memang harus ada yang dikorbankan. Banyak korban yang mulai berjatuhan. Sister, Brother, Granny, hehe. Para kontraktor (kita menyebut diri kami begitu) satu demi satu tumbang. Bahkan Brother harus periksa darah dan rontgen karena udah batuk lebih dari 2 minggu. :D
Tapi semua kita lakukan dengan enjoy. :D You know? Becanda-becanda, Ledek-meledek. Jika sudah bunek bener kita makan dan bernyanyi. Kayaknya memang sudah terbiasa begini. Lembur menjelang pelatihan di Lab, lembur menjelang UJM dikumpulkan, lembur saat deadline borang sudah menjerat. Heheh. Ritme kerja yang slow-fast-slow-fast. Haha. Tapi alhamdulillah ya, sebentar lagi ada 4 mangsa baru yang masuk ke tempat ini. Setidaknya ada tambahan pundak yang membantu memikul beban yang selalu membuat have fun ini! Semoga anak baru asyik-asyik. ;) 
Aku bahagia, Aku senang. Tak ada tempat lain lagi yang bisa kubayangkan akan menjadi sesempurna ini! Inilah mimpiku dari jaman SMP! Saat belajar kubuat peta hidupku! Ternyata  alternatif terakhir yang diberikan Gusti untukku.  Tidak diijinkannya aku masuk SMA Taruna impianku itu! Jika aku masuk ke sana, mungkin tak akan kutemukan rekan-rekan unik dari seluruh penjuru Magetan yang sangat mengesankan buatku, dan yang telah menceburkanku ke dalam kubangan penuh canda dan tawa sodara ini! Wa, jadi terharu. :') 
Tidak diijinkannya aku masuk STAN, sekolah gratisan impianku! Apalagi impianku untuk menjadi guru TK dan menikah dengan bule Amerika! wah, impianku benar2 liar! :P. hhaha. Akhirnya semua telah ada jalannya... Kemarin demi mendengar curhatan salah satu dari murid-ku, yang pengen banget lulus 3,5 tahun, sampai nggak semangat ketika penelitiannya harus diundur. Seperti tersadar dan terkesiap, seperti itu aku dulu. Khawatir dengan segala hal, khawatir akan menjadi seperti apa nanti aku jadinya. Khawair aku akan bekerja di mana, menikah dengan siapa,,,,,,,,,, huaaaaaaaaaah!!! Yang akhirnya kulihat bahwa semua kekhawatiran itu adalah sia-sia belaka!!!!!!!!!!!!!!!!! (Tapi tau gitu , sampai sekarang aku juga masih panikan, hehe) Capek!Capek! Capek! 
Pernah sekali dulu panik gara-gara penelitian sampai Thailand hanya belajar biogas! Megang-megang kotoran babi! Males, Lesu. Tapi semakin ke sini semakin mengerti mengapa Allah memilihkan topik itu untukku,,, Hehe. Bayangkan jika dapat topik kloning. Mungkin lima tahun baru selesai, dan aku keburu tua nggak pulang-pulang. :D Hmmmmm.Semua kui pasti ada hikmahnya.................
Jadi yang paling aman adalah nikmati saat-saat yang ada sekarang! Just enjoy it! ;)




Monday, November 14, 2011

Saturday, November 12, 2011

Mbak Rani

Namanya Atikah Syaharani. Hanya mau dipanggil Mbak Ani. Hehe. Dia putri mbak Kos-ku. Umurnya 3 tahun 2 bulan. Pinter banget. Masih kecil, tapi suka ngatur-ngatur. :P. Seneng sekali makan ceker ayam. Baik disoto, disop, diapa-apain pokoknya. Paling seneng nyanyi 'Cantik'-nya Kahitna, karena pengaruh buruk dari tante Lia (tantenya) yang Kahitna-freak. Tapi nyanyi 'As*l*le' dikit-dikit bisa juga.  Malam ini tadi ujug-ujug dateng ke kamar dan minta photo sama Tante Mayang. Hehe. Yuk,, Persiapan, mbak Ani,, Tes tes,,, 
Oke, Senyum, Sip. ;)

Mringis Tante,, OK

Bisikin, Bisikin,,

Hormat grak!

Gini Te, nembak,,, dor!!

Sip deh...




Wednesday, November 9, 2011

Sedekah yang paling Afdol

Tulisan ini juga untuk membayar utang. Judul di atas itu adalah judul kultum terakhir yang kusampaikan di ngaji-mod (ngajinya anak-anak Bangmod-tempatku penelitian thesis tahun lalu, tepatnya di pinggiran Kota Bangkok-). Sebenarnya kultum saat itu, hanya menyampaikan kembali artikel dari Pak Ihsan Tandjung yang bisa dilihat juga di eramuslim.

Bermula dari gagasan cemerlang teman-temanku di Al Magetani Foundation yang begitu giat menginisiasi terbentuknya sebuah wadah alumni SMA 1 Magetan yang diarahkan pada terbentuknya jaringan pendanaan yang kuat, yang dapat membantu adik-adik di SMA yang mempunyai keterbatasan biaya yang menghambat kegiatan pendidikan mereka (ngarang ae, padahal aku gak teka rapate, hehe).

Hal tersebut membuatku begitu terkesan dan terinspirasi, terutama ketika mereka pengen urunan buat korban tahun ini, dengan cara patungan. Di saat darah mereka masih muda, di saat keinginan untuk menjadi kaya sangat menggoda. Tetapi darah muda mereka telah memilih untuk tak menjadi biasa...

Di pihak lain secara tak sengaja (padahal browsinge yowes berjam-jam :D)kumenemukan artikel tadi, dikatakan bahwa:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ

تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ

قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Bisa kita lihat betapa detailnya hadits itu menjelaskan kepada kita ciri-ciri sedekah yang afdol untuk dijalankan yaitu
(1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi;
(2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya;
(3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan
(4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Kuistilahkan dengan 'darah muda', keinginan yang ada di dalam hati kita, yang bersemangat dan bergelora. Ingin menikmati masa muda dan awal-awal bekerja. Saat di mana kita ingin menikmati hasil keringat kita. Merasa harta yang ada di tangan kita adalah milik kita, tak siapa-pun boleh menyentuhnya. Ini milikku! Mau apa?

Teringat seorang teman yang dengan begitu semangat menunjukkan tas barunya seharga tiket bolak-balik Surabaya-Bangkok di waktu promosi. :D. Waduh. Dengan baik sangka saja kupikir pasti dia sudah menyisihkan untuk membersihkan gajinya. Belum lagi dengan biaya perawatan intensif wajahnya, yang biayanya bisa digunakan untuk menghidupi aku selama sebulan. :P. Wajar. Karena pada saat seperti itulah godaan datang, bersifat sangat tamak dan serakah. Ingin mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin, menabung untuk membeli ini itu, menabung untuk liburan ke sana situ. Karena godaan yang sangat berat itulah, maka Rasul menyatakan ketika kita mau menginfakkan harta kita di saat itu, maka akan memberikan nilai plus. Bukan hanya memberikan harta yang kita sayangi, tapi juga karena memberikannya di saat yang sulit.

Seperti juga ketika kita mempunyai sedikit uang, yang sangat kita eman-eman (bahasa Jawanya) di saat akhir bulan yang mencekik, dengan anggaran pas pasan. :D. Tiba-tiba datanglah adik kos dengan wajah memelas minjem uang buat bayar tunggakan uang kos bulan kemaren. :D. Bagaimana? Akankah kita memberi di saat kita sangat takut menjadi miskin? Memberikan harta yang kita sayangi, sekali lagi. Bersedekah itu di kala lapang dan sempit.

Satu cobaan lagi dalam sedekah adalah keinginan untuk menunda. Karena masih muda biasanya sering berfikir tentang: nanti saja. Nanti saja, jika sudah tua. Sudah punya mobil, rumah dan segala isinya. Jika sudah terpenuhi semuanya. :)  Sampai semuanya terambat karena gajah eh ajal sudah di pelupuk mata. Pada saat itu sudah baik jika yang diingat adalah menyedekahkan hartanya, tapi yang parah adalah ketika yang dia ingat adalah tentang wasiat untuk membagi harta pada ahli warisnya saja. Hal itu dilakukan dengan terpaksa, pula!. ckckck.

Karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam bersedekah, maka ketika kita dapat besedekah dengan lapang dada pada saat kita mendapat tantangan itulah sedekah kita disebut dengan sedekah yang afdol. :) Wallahu 'alam bishawab. Semoga dapat memotivasi kita untuk lebih giat bersedekah di masa muda kita. Disaat sedekah kita bisa bernilai sedekahyang paling afdhal. :)





Nyambut Gawe

Teringat dhawuhe Bapak, terutama pada saat-saat merasa sangat enggan berangkat bekerja, dan masih travel-lag kayak sekarang. Apalagi ditambah atmosfer kota Malang yang mendingin kembali. Ditambah pula dengan suhu cluster C (cluster di mana ruanganku berada) yang hampir tak pernah di atas 22 derajat C.  Hehe.
Kata Bapak, bekerja dalam bahasa Jawa disebut dengan Nyambut Gawe. Terdiri dari dua kata yaitu :  Nyambut dan Gawe. Kata Nyambut berarti meminjam.Gawe berarti bekerja. Berarti bekerja itu adalah suatu proses yang diawali dengan meminjam. Meminjam apakah? Meminjam segala sesuatu yang kita punyai saat ini. Otak, mata, tangan, kaki, badan, kesehatan, semua. Bahkan kesempatan kita untuk dapat bekerja sendiri. Semua hal yang kita gunakan ini adalah pinjaman. Sambutan. Terkadang hal itu yang jarang sekali saya sadari. Karena tidak sadar, maka tidak bersyukur. Karena tidak bersyukur, maka seringkali malas ngapa-ngapain, hehe. Malas berangkat kerja salah satunya.

Semua potensi yang kita miliki tadi hanyalah pinjaman. Silihan. Hal ini berarti, pinjaman itu dapat sewaktu-waktu diambil oleh Pemiliknya. Anytime. Anywhere.  Masalah otak atau jiwa, misalkan. Di kantor, ada seorang ibu yang oleh Allah diberikan cobaan dengan hilangnya kesadaran jiwa. Beliau mengalami gangguang kejiwaan. Mempunyai dua anak dan telah bercerai dengan suaminya. Sekilas bila dilihat wajahnya cantik. Dan saya yakin beliau juga pintar. Buktinya beliau dapat diterima menjadi seorang staff pengajar di Jurusan yang saya tahu mempunyai kualifikasi yang tinggi terhadap para staffnya.

Kurang tahu jelas apa penyebab sakit beliau. Yang jelas sekarang meskipun beliau masih sering terlihat datang ke kantor, akan tetapi tidak dapat berkarya secara optimal. Tidak dapat dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian. Adanya seperti tiada. Tidak bisa bekerja. Tidak bisa makarya, megawe.

Mungkin Allah telah mencukupkan waktu untuk beliau. Mengambil kembali pinjamanNya dari beliau, sehingga berkurang potensi yang dapat digunakan oleh beliau untuk bekerja. Allah memiliki segala kuasa. Subhanallah, bahkan untuk kejadian seperti ini, Allah masih menyisakan sedikit tempat bagi kita untuk mengambil hikmah yang ada.

Mayang, teruslah berkarya, megawe. Sebelum Allah mengambil pinjamannya. Semangat!. 

' ,,,,,Bekerjalah kamu, maka Allah akan Melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin,,,,,' [9:105]

*Di saat rindu nasehat-nasehat Bapak. Love you, Dad.









Sunday, October 30, 2011

Nikon D100


Dulu Mas Yusron  (Labs mate-ku) punya Nikon juga. Dia beli di Thai seharga 13,000 THB, kira-kira sekitar IDR 3,9 juta. Tapi hasil jepretennya biasa-biasa aja. Kalo nggak bisa dibilang hampir mirip sama kamera-kamera pocket biasa. Tapi pas kemaren mau berangkat short course ke Jepang, Mas Yusron jual si Nikon ke sodaranya.

Eh,, ternyata di Jepang beli lagi yang baruuuuuuuuu. Nih die si Nikon  D100. Mas beli harganya 38,000 YJP. Kalo di-kurs kan IDR mungkin sekitar 3,8 juta. Meskipun harganya lebih murah, tapi asliiiii, jauh banget sama Si Nikon yang pertama. Hehe. apa mungkin karena beli di negara asalnya. Tapi kata Mas sih tulisane 'made in Thai'. Hahha. Seharian ini main sama dia. Langsung jatuh hati dan ingin memilikinya. ;;). Hehe. Mupeng - mupeng - mupeng. huuuh. :( Tapi apalah daya kantong belum sampai ke sanaaaaa. Nabung dulu - nabung dulu,,,, :'( Ya Alloh, semoga kapan-kapan bisa kebeli ni Si Nikon. Pengen pergi berpetualang ke mana-mana dan mengabadikan momen untuk dapat mengenangnya di suatu saat. :) Wa wa waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa wes. Pengenenan mbak iki. ;)


Danau Para Sufi

Akhirnya selesai juga baca buku 'Ayahku (bukan) Pembohong'-nya Tere Liye. :D Setelah baca bukunya pengen banget nanti jadi ibu yang punya banyak cerita buat anaknya. Membangun budi anaknya lewat cerita. Cerita-cerita yang tanpa sadar menjadi bagian dari hidupnya. Mengukir setiap tiang penyangga bangunan kalbunya sehingga menjadi hati yang indah, yang akan dibawanya ke mana saja.  Just like Dam (center cerita ini). :)

Satu bagian cerita Ayah Dam yang menjadi catatan saya adalah tentang Danau Para Sufi, cerita terakhir dari beliau sesaat sebelum menutup mata. Cerita yang menjawab pertanyaan Dam tentang 'Apakah selama ini ibunya bahagia?'

Diceritakan bahwa dulu Ayah Dam pergi ke suatu tempat untuk mengunjungi para sufi yang hidup jauh dari hingar bingar duniawi. Sebenarnya Ayah Dam mengajukan satu pertanyaan, 'Bagaimana agar bisa selalu menjadi bahagia?' Dari sekian Sufi yang beliau temui, tidak ada seorang-pun yang menjawab dengan memuaskan hati. Sampai akhirnya dia bertem dengan seorang sufi sepuh di suatu lereng gunung. Sang sufi terkenal bijaksana dan mempunyai beribu murid.
Ayah Dam bertanya kepada beliau tentang hakikat kebahagiaan. Mengapa hati bisa sangat mempengaruhi kebahagiaan dan kehidupan seseorang? Mengapa seseorang bisa berubah sangat gembira ketika mendapat kejutan, hadiah, kabar baik dan hal-hal lain yang menyenangkan? Di sisi lain, dapat pula menjadi sangat terpuruk dengan adanya kabar sedih dan menyakitkan? Mengapa kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh hati?
 
Awalnya Sang Sufi hanya menggelang, dan tersenyum. Sangat susah untuk menjawab pertanyaan itu. Kemudian Sang Sufi memberikan suatu tugas aneh. Untuk dapat menjawab pertanyaan itu, sang sufi meminta Ayah Dam untuk pergi ke suatu daerah yang tidak jauh dari tempat itu. Di daerah itu terdapat kampung yang dekat dengan sumber air. Penduduknya sangat membutuhkan danau untuk menampung air.  Sang Sufi meminta Ayah Dam untuk membuat sebuah danau dengan air yang bening di sana. Sang Sufi  berkata bahwa Ayah Dam dapat menemukan arti kebahagiaan setelah menyelesaikan danau itu. Sang Sufi berjanji akan mendatanginya setahun kemudian setelah danau jadi.

Ayah Dam berangkat ke gunung dan memulai membangun danau. Danau dengan air yang jernih. Ayah Dam menggali tanah dengan ukuran besar, berkedalaman tiga meter dan dibuat seluas dua kali lapangan sepakbola.   Siang malam Ayah Dam bekerja, hingga danau itupun selesai menjadi danau yang luas dan  dialiri air jernih yang berasal dari cumber mata air melalui parit-parit yang telah dibangun. Tepat setahun waktu yang ditentukan, Sang Sufi datang berkunjung. Namun sayangnya, malam sebelum Sang Sufi datang, turun hujan yang lebat, sehingga membuat air dari sumber menjadi keruh sehingga membuat  kotor air danau .Sang Sufi berkata bahwa Ayah Dam belum berhasil membuat danaunya. sang Sufi meminta Ayah Dam untuk menyelesaikan permasalahan itu.

Dengan kepandaiannya, Ayah Dam memutuskan untuk memberi saringan pada setiap parit yang mengalirkan air, sehinggga kotoran tidak ikut masuk ke danau. Tepat setahun setelah pertemuan terakhir, Sang Sufi datang untuk melihat. Ayah Dam merasasangat percaya diri bahwa pekerjaannya setahun belakangan pasti akan membawa hasil yang memuaskan, yaitu jawaban sang Sufi atas pertanyaannya.

Ternyata di luar dugaan, sang Sufi mengambil sebilah tongkat kayu panjang dan mengaduk-aduk dasar kolam. Hanya dalam hitungan detik, air danau menjadi keruh. Sang Sufi berkata, bahwa Ayah Dam belum berhasil membuat danau dengan air yang jernih.

Ayah Dam merasa sedih, hasil kerja kerasnya selama dua tahun tidak menghasilkan apa-apa. Kemudian karena sedihnya, Ayah Dam memutuskan untuk menggali dan terus menggali danau sampai jauh di dalam tanah. Apapun beliau lakukan, pekerjaan itu beliau lakukan selama kurang lebih tiga tahun, sampai akhirnya kedalaman danau mencapai sumber air di dalam tanah. Akibatnya air sumber itu mengalir hingga memenuhi danau buatan Ayah Dam. dan di saat air danau mulai penuh, Ayah Dam baru dapat mengerti, sederas apapun hujan yang turun dan sekuat apapun adukan yang mengenai dasar danau itu, air danau itu akan tetap menjadi jernih. Air danau akan tetap menjadi jernih karena air dari sumber akan terus mengalir, menjernihkan kembali kotoran-kotoran yang ada. Menstabilkan dan menenangkan.

Itulah makna kebahagiaan. Semua datang dari dalam hati. Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri. Hati yang jernih dan sehat akan merasai kebahagiaan dengan tenang dan menenangkan. Tidak akan terlalu terpengaruh dengan adanya hadiah kejutan, kabar bahagia yang mengejutkan.  Tidak pula terlalu terganggu  dengan  kejadian-kejadian yang menyedihkan, kehilangan dan hal-hal remeh temeh yang menyita perhatian. Itulah hakikat kebahagiaan. Sumbernya dalah dari hati yang sejernih. Sejernih mata air danau para sufi di cerita Ayang Dam. :)

Wah, masih sering terlalu terpengaruh hal-hal yang kecil dan remeh temeh nih. Bukti bahwa hati belum bisa menjadi sejernih air sumber. :)

So, mari bertahan dan berusaha menjadi lebih baik. :* (kiss) bukan (piss) apalagi (cheese). :D

Sunday, October 23, 2011

Apakah semua ini karena kekejianku?

Aku pernah bertanya kepadamu, 'Apakah ada lelaki seperti bapakku? Seperti mbah kung dan om-ku?'

Dan kau berkata, 'Ada. Bapak, mbah kung dan om-mu buktinya. Itu sudah menjadi bukti yang tak terbantahkan.'

'Lalu kubilang lagi, 'Aku takut.'

'Takut apa?'

Lanjutmu, 'Yen iki soal jodoh, maka dengarkan nasehat Didi Kempot: Jodho kuwi saka Gusti, manungsa sing nglakoni.'

Sejenak ku menyeringai. Lalu kubilang: 'Aku takut berpisah.'

'Lho lho, perpisahan itu berbanding lurus dengan pertemuan.'

Berusaha kucerna. Benar juga. Jika tidak dipertemukan kita tidak akan dipisahkan. Dan perpisahan itu sesuatu yang pasti ada dalam setiap pertemuan. Jika tak bertemu, tak mungkin akan merasai perpisahan.

Kuterdiam.

Dan kau berkata lagi. 'Yen aku, aku memegang nasehat seseorang. Baca 24:26.'

Kubuka mushafku:
'Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula...'
'Masih perlu analog? Aku tahu kow pasti tau.'

'Berarti Bapak, Mbah Kung, Om? Tak lepas dari apa yang diperbuat oleh Mami, mbah uti, tante?'
'Iyo, untuk mendapat yang baik, maka perbaiki diri kita dulu. Atau istilah motivator: melayakkan diri kita untuk mendapatkan yang terbaik.'

'Kejikah aku bila mendapat pendamping yang keji?'

'Aku tak menyebut kamu yang terbaik, tapi kamu lebih tau daripada aku. Prinsipku: jodoh itu bukan memilih tapi dipilihkan. Maka mintalah yang terbaik bagi pada Yang Memilihkan.'

'Tapi aku terlalu takut berharap,,,'

'Hmm, aku tak tau konteks pembicaraanmu, tapi nasehatku, jangan buru-buru. Jangan turunkan standarmu dengan menaikkan kualitasmu. Dan yang pasti: JANGAN BERPUTUS HARAPAN PADA ALLAH. HARAM.'

' :( '

' Ubah :( menjadi :)'

'Everything has reasons and season. Intinya adalah pengendalian diri, Mengubah pest menjadi pets.'

Maka di akhir pembicaraan itu, kucoba merenungi lagi. Kucoba kuevaluasi lagi. Seperti apa diriku, Hatiku. Sudah pantaskah aku mendampingi seseorang yang baik? Ataukah aku memang hanya layak mendampingi seorang lelaki yang keji karena kekejianku? Atau jangan-jangan lelaki yang kudampingi menjadi keji karena kekejianku? Naudzubillah min dzalik,,, Tak bisa bersama belajar menjadi lebih baik karena ketidak mampuanku mengendalikan diriku?

-Di tengah hujan rintik Malang, Suhat PTP I/7. Di saat ku sangat kehilangan kepercayaan diriku-

Friday, October 21, 2011

Miss Ajarn So,,,

I dont know why. Today I feel miss my Ajarn so. I always see her happy. At least have a fresh look.
My labs mate told me about her last time we met. He said Ajarn looking forward for our email to her. Yes, I remember that she ever said to me to always contact her. To always tell her about our up date. 
Today I emailed her. I send her our graduation ceremony photograph. The photograph entitled ‘Brawijaya Smile’
Hope to send her the other photographs soon. Send the pieces of our smiles, papers, our conference presentations, our books. All of things can make her smile. To tell her our gratefull thanks,,,,
Thank you Ajarn,,,

Wednesday, October 19, 2011

Langkah Kecil itu Bernama Shalat Dhuha

Dari Anas berkata : Rasulullah bersabda :
Dari Abu Hurairah ra berkata: kekasihku nabi saw mewasiatkan kepada tiga perkara : “Berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum saya tidur”. (HR. Bukhari Muslim) 

Entah, sholat Dhuha rasanya selalu memberi sensasi tersendiri bagi saya. Seperti selalu mendapat kekuatan baru ketika menyelesaikannya. Mungkin karena saya selalu susah untuk bangun shalat malam, jadi saya selalu balas dendam di waktu Dhuha. Rasanya, sebelum menghadapi dunia di luar sana, saya selalu diingatkan untuk tidak melupakan alam setelahnya. Serasa mendapatkan energi besar untuk menghadapi apapun yang ada di depan saya.

Perasaan yang sama itu selalu hadir setiap kali saya merasa gelisah, cemas, gundah dan mungkin galau, ya,, Di sepanjang hidup saya mungkin. Ketika SMA, menjelang ujian negara, rasa cemas selalu melanda karena tahun pertama uji coba standar kelulusan. Begitu lulus, gundah menunggu hasil ujian perguruan tinggi,,,Setelah masuk perguruan tinggi gundah dengan segala pernak-pernik dan tantangan di dalamnya. Gundah juga ketika menunggu pekerjaan apa yang akan saya dapatkan. Bahkan rasa gundah ketika saya harus memilih di antara dua pilihan.

Dua rakaat itu selalu hadir untuk menguatkan. Mendekatkan. Menegaskan. Setidaknya sebagai tempat saya merengek padaNya, sebelum menghadapi dunia. Shalat yang bahkan tak saya tahu apa kemuliaanya. Tetapi dengan hanya melaksanakannya sudah berefek begitu luar biasa. Shalat dhuha bahkan dapat membebaskan kita dari kewajiban mensedekahi setiap jengkal tulang ruas kita: Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.” 
Bayangkan jika setiap pagi kita mensedekahi ketiga ratus enam puluh ruas tulang kita,,,Bahkan malaikat atas ijin ALLAH akan mendoakan kita pada pagi hari itu,,,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270) 
Maka, pada saatnya Allah akan memberikan jalan pada setiap tahapan dalam hidup kita,,,

“Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ ayat 39) 

Semoga melalui langkah kecil remeh kita ini, Allah akan senantisa bersama kita dalam semua kondisi dan suasana. Dan mungkin Allah akan memberi, bahkan sebelum kita sempat meminta,,,

”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)

Sunday, October 16, 2011

Biak

 

Ternyata Biak itu memang jauh,,,

Saturday, September 24, 2011

My Pencil's Family

Pencils.

My Ajarn (professor) used to use pencils to revise our work. Our thesis draft, our abstract, our presentation hand out,,,, and some other task. It felt better for me as the student to have such corrections.

It felt like 'oh, my Ajarn appreciate me more than if she/he correct it with red pen, cross over here and there' It felt like being criticized gently. :) Was it? Yes I think so. That's why I want to treat my student as my Ajarn treat me. I will criticize them just like my Ajarn did to me.

I have a box of pencils. I used them a lot. I used to sharpen them , so it can easily used when I need. Until one day I realized, the they had form a family. Yeah, my pencil's family. :P Even my pencils really know how to challenge me to form something they've made before. :P Senengane lak menghubung-hubungkan, mbak iki. hahhah. jarno talah,,,,hahah

Friday, September 23, 2011

These overtimes is killing US :P

Everyday is weekday. hehe. We got to overtime for these two weeks. We got many things to do. Wawwwww. Waaaw.

Thursday, September 15, 2011

He got to move. :(

This cluster will never be the same without you, Sir. ;)

Wednesday, September 14, 2011

Kaktus Hati

Kemarin dapet kaktus dari anak-anak Himpunan. He. Udah GR aja. ;;) ternyata semua dosen dikasih. heheh. Ni die:
setelah kubuka:
Kaktus ini kaktus hati. Mereka kasih buat menyambung tali silaturahim dalam rangka hari Idul Fitri 1432 H tahun ini. Gak nyangka sudah punya anak segede mereka. Pengennya sih dulu jadi guru TK aja. Eh, malah jadi guru anak-anak segede mereka. haha. But anyway let's have some fun, lah,,, Terima kasih anak-anak. Semua silaturahim tetap berjalan dengan baik. Karena kalian saya ada, dan saya ada untuk kalian cie cie. ;).

Thursday, September 8, 2011

Do not try these on your day :D


It was my habbit to do such things I will show you. :D Believe me it's not good for yourself. So, do not try this on your day. Now I try to recover from this disorder. hehe. Fightingg!!! f(^_^)

So, maybe I will rarely reply these addicitive activities in my future, I hope so:). Beware of these activities, coz it may cause the increasing of lazyness and turning your productivity in the work place or class decreased doen to the lowest point,,,:). check it out:



1. Hug and bring this kind of thing everywhere. :P



2. Overestimate of something, for example, expect an accompanion to come to your graduation ceremony next year



3. Exploit this kind of thing :D


4. Daydream in a queque line :)



5. Force yourself to buy and eat certain kind of food for a weird reasons



6. Draw while your head of department lead a meeting. :)

Let's try,,,,I will try. ;). Bismillah,,,

On the night like this by Mocca (Music and lyric)



On the night like this,, there's so many things I wanna tell you,, :)

I have a great day today,,,All praise to ALLAH,,

Try to make my new world,,

Smile and pray,,

Do and be the best,,,

Coz, the the world is not only ours,,,

Thanks for sharing the words,,, ;)

Wednesday, September 7, 2011

Nasehat Pak MT hari ini :D

Engkau yang sedang merindukan
belahan jiwamu;

Janganlah pasrah
untuk menerima apa adanya,
...
atau menuntut yang terbaik
untuk apa pun dirimu
yang tak berencana memperindah diri.

Dan janganlah lagi menunggu
engkau sepenuhnya siap,
karena engkau tak akan pernah siap

Berdoalah, semoga Tuhan merestui
pilihanmu untuk jiwa baik
yang membaikkanmu,
yang akan tumbuh bersamamu
dalam keluarga yang berbahagia,
yang mesra mencintaimu dalam kedamaian,
dan setia bersamamu dalam kesulitan.

Aamiin


Masih ingatkah kau akan doa ini:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

And those who say, "Our Lord, grant us from among our wives and offspring comfort to our eyes and make us an example for the righteous."

Mari berdoa lebih sering... :)

Berikan Aku Mimpi Seperti Itu Sekali Lagi, Gusti



Dulu sekali, ketika aku masih berumur 6 tahun, ketika aku memakai baju seragam TK di foto itu. Ketika Ijazah TK ku baru saja diserahkan. Aku mengalami kebingungan yang teramat sangat. Gaya banget, masih kecil, juga. :P

Permasalah yang sepele sebenarnya. Karena sudah lulus TK, cie, maka sudah seharusnyalah aku melanjutkan ke SD. Ada hal yang membuatku bingung saat itu. Permasalahannya adalah kata Ibu, nanti aku mau dimasukkan ke SD I, sedangkan perasaan setia kawanku menolak. Karena teman sebangkuku, si Ajeng , Yayak sama Keriting masuk SD komplek. Yah, kupikir akan menjadi sangat nggak asyik hariku tanpa mereka. Sempat bingung kenapa Ibuk menginginkan aku masuk SD I. Apa karena Mbak Idja bersekolah di sana? Hemm. Benar-benar bingung. Aku tidak ingat apakah ibuk berusaha membujukku atau tidak, apakah aku merengek atau tidak. Yang jelas kuingat adalah bahwa aku tidak mau masuk SD I.

Kejadian itu berlangsung selama beberapa hari, hingga akhirnya pada suatu malam, aku bermimpi:
"Di SD I ada kolam renang bagus banget,, :D Ada perosotan dan mainan yang bagus, banyak teman yang berenang, pokokny asyik,,,"

Entah mengapa setelah bermimpi itu, aku menjadi sangat yakin untuk masuk ke SD I. Keesokan hariny adengan yakin aku bilang ke Ibuk, aku mau masuk ke SD I, tanpa syarat apapun. :D

Tahun-tahun kulalui dengan enjoy. Dengan belajar dan bermain. Tertawa dan menangis, heweh dan lain sebagainya. Di kelas tiga pernah memprotes guru karena kurang jelas menerangkan tentang unit satuan. :D Ikut pelatihan dokter cilik (padahal, sumpah, pas itu badanku sudah gede banget. :P) Ikut lomba siswa teladan (apa telatan :P) sampai tingkat Kabupaten, cie cie. Berkawan dengan Kathir yang sangat gila sepakbola. Membuat kliping del Piero dan menjadikannya teman imajiner belajar conversation, Ikut lomba mengarang di Surabaya, ikut lomba melukis 'kledek' yang kugagalkan dengan tumpahan cat oleh tanganku sendiri. Ikut lomba mata pelajaran IPS, Ikut Porseni di Cabang Badminton, meskipun kalah dari rekan seklub Irma Rahmawati (padahal sudah bawa suporter sak kampung. :P)dan lain-lain. Hidup yang enjoy dan berprestasi.

Ditutup dengan meraih danem tertinggi sak kabupaten. ehemmmmmmm. Aku tak tau bagaimana jadinya jika aku masuk SD 2. apakah akan lebih baik, apakah akan menjadi lebih buruk?? Tapi pada akhirnya aku berterima kasih pada mimpi-ku di malam itu. MImpi yang kuyakin merupakan anugrah dari ALLAH yang memberikan petunjuk padaku di usia sedini itu. Mimpi yang mungkin hadir karena doa ibuku, mimpi yang menyakinkanku, atau mungkin cuma mimpi biasa yang kuhubung-hubungkan. :P

Tapi yang jelas, ingin sekali aku meminta pada ALLAH, ALLAH, berikan aku mimpi seperti itu lagi, tentang langkah apa yang harus kuambil untuk masa depanku, yang terbaik untukku, yang menguatkan setiap keputusanku, mimpi yang menegaskan pilihanku, jalanku,,, Mimpi yang mungkin datang dari potongan-potongan doa mami, potongan-potongan doa sahabat dan orang terkasihku setiap saat, setiap waktu, doa rahasia teman-temanku di robithohnya,,, Ya ALLOH berikan kemantapan pada setiap bimbangku,,,

Tuesday, September 6, 2011

Thank You, Mister,,, :)


Rapat pertama setelah 10 hari libur,,, :) Pembantaian massal tahap dua telah terjadi. Beberapa hari pusing memikirkannya. Tapi tak berbuat apa-apa. :D

Sampai-sampai tadi malam mimpi diultimatum Bu Koordinator tentang Mister yang bakalan mendampingi kita hari ini (di dunia imajinasiku, aku menyebut beliau-Si Mister sebagai Primadona Kedua). Dengan sangat jelas bu Koordinator berkata: "Hati-hati bu, beliau tahu tentang semua apa yang sampean kerjakan di tugas sampean itu, bahkan tentang yang sampean belum tahu pun". Kira-kira begitu. :). Hehe sampai terbawa mimpi gitu ya.Sampai bangun pagi dan tugasnya belum kusentuh sama sekali setelah kukerjakan kemarin siang. :D.

Takut karena Si Mister terkenal perfect dan kejam. hehe. Setidaknya terlihat dari cara beliau mengevaluasi pada rapat sebelumnya. Takut karena kehewehanku. Jangan-jangan suasana hati beliau langsung drop karena aku heweh dan gak ngeh tentang arahan beliau. :D

Tapi setidaknya, aku mempunyai kenangan yang cukup cerah dengan beliau. Pas kuliah biokimia dulu. Aku juga pernah mengalamai nerveus yang sama menjelang presentasi glukoneogenesis-ku. :D Tapi alhamdulillah , semua undercontrol. Tapi pas itu aku kan bertiga bareng kelompokku. Wah, jadi nerveus lagi.

Sampai tiba pada giliranku dievaluasi tadi pagi. Tanganku masih gemetar mengoperasikan mouse. Ada satu dua masukan. Alhamdulillah,,, gak sampai hewehhhh,,,, semua berjalan baik. Meskipun ada beberapa yang harus dikoreksi sana sini. How relief,, :))

Setelah rapat, iseng-iseg kubuka akun plurk-ku. Pas banget ada sebuah post dari temanku yang kira-kira bunyinya gini:

"In life you will meet two kinds of people. Ones who build you up, and ones who tear you down. But in the end, you will thank them both"

Wah, pas banget. Kalimat itu menyadarkan-ku. :D Bagaimanapun kerasnya seseorang terhadap kita, memuji atau menghina kita. Suatu saat akan kita sadari, mungkin kita berubah karena dia. :))

well, anyway, Thanks, Mister!



Sunday, September 4, 2011

Apa doamu dan doaku menghampiri Gusti pada saat yang sama pagi ini?


Pernahkah merasa lelah mendoakan seseorang?
Pernahkan merasa sia-sia mendoakan seseorang?
Pernahkah??


Wednesday, August 3, 2011

Dalam Doaku

Dalam Doaku

(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu

Sunday, July 17, 2011

Wo-Songo, bekaL di akhiR peRjaLanan kita, DD 2008



Huaaaaaaah. Akhirnya aku menulis juga,, Atas desakan para fans dan penagih hutang tulisanku, aku akhirnya menulis juga. Pada saat aku menulis tulisan ini, Ibrahim (Lap topku) sedang terbaring lemah di Rumah Sakit, entah kapan dia kembali.Jadi menyesal tidak rajin menulis ketika dia ada. Memang sesuatu itu baru terasa berharga ketika sudah (sedang) tidak ada di genggaman. :D.
Untuk pertemuan pertama kali ini ijinkan aku menyarikan kembali pidato Dr Bambang Susilo (Dean of Faculty of Agriculture Technology, UB) yang disampaikan di wisuda fakultasku Mei kemarin.
Pidato sing sangat berkesan menurutku. Semacam bekal dari Bapak untuk anak, halah.
Judul pidato beliau siang itu adalah Wo-Songo (tak karang dewe padahal. :P)
Kata Pak Bamsus (panggilan kesayangan kita buat beliau) dalam falsafah Jawa dikenal adanya tingkatan atau tahapan kehidupan,,, karena dibagi dalam satuan delapan tahunan, maka desebut sebagai Windu, tapi Pak Bamsus menyebutnya Wo. Wo yang bertingkat mulai Wo 1 sampai 9, yang membagi usia rata manusia dengan periode delapan tahun,,,, sebagai berikut (wah bahasaku makalah banget. :P)
Wo Kesiji -> WAREG
Umur 0-8 tahun adalah masa emas pertumbuhan. So, yang terpenting saat itu adalah terpenuhinya asupan gizi optimal bagi anak-anak, sing penting WAREG,,, Kenyang,, :D. So, yang menjadi titik tekan pada masa itu adalah tumbuh kembang dan kesehatan anak pada masa itu tidak terganggu, dapat meningkat secara optimal. sepertikuuuu. ^^
Wo KaLoRo -> WARAS
Pada usia 8-16, aspek fisik dari anak dapat dikembangkan dengan optimaL. Jika ingin anak-anak kita keLak jago beRenang, beRkuda dan memanah, akan sangat baik jika kita mengembangkannya di usia ini. DI atas usia 18 akan menjadi kurang optimal, ya kayaknya. Pertumbuhannya sudah akan berhenti ketika itu. Itulah mengapa kita harus merencanakannya sedini mungkin ya. Jadi teringat dulu ikut Badminton di Klenteng pas kelas V. Tapi tetep saja, hehe, berat badan berlebih. Pas SMP belajar renang juga. Tapi tetep gak bisa nyaingi Richard Sambera. :D
Wo KateLu -> WASIS
Wasis itu pintar. Masa-masa usia 18-24 adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan otak kita untuk belajar, menelaah banyak ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Masa-masa kuliah itu menurutku merupakan saat-saat di mana seluruh pengetahuan selaam 12 tahun yang telah kita pelajari diterapkan atau diuji. Mulai dari hal matematis yang sederhana sampai suatu hukum yang bersifat sangat filosofis. Kadang baru 'dong' pas di kuliahan, gitu. Sebanyak mungkin menyerap dan belajar untuk nantinya dikembangkan di dunia kerja dan dalam hidup bermasyarakat (hem,, nek iki bahasa borang akreditasi, hehe.)
Wo Kapapat -> WANI
Nah, ni Die. Saat ini usiaku menginjak tahapan ini, 24-32 tahun. Kata Pak Bamsus, ini adalah tahapan di mana kita harus BERANI. Berani untuk mengambil resiko, berani memilih (atau dipilih, :D, ngarep, hehe), berani menunjukkan identitas diri dan karakternya, dan lain sebagainya. Termasuk MENIKAH. ehhehe. Jadi bagi yang berusia di bawah 24, pantes kok nek belum berani nikah (nyindir, :D. Aku, gimana ya,, mungkin belum begitu berani mengambil sikap dan pilihan, semoga semakin ke sana semakin berani dan bijak ya,, Mohon doanya, teman-teman,,Bagaimana denganmu??
Wo KaLimo -> WUTUH
Masa di mana semua harusnya terasa lengkap,,Antara 32-40 tahun. Hehe, pernah bayangin gak,,, Saat usia kita sudah 32-40an gitu. Biasanya saat itu harusnya sudah beranak pinak dan stabil dan mapan dari segi penghasilan pendapatan dan telah mengambil posisi dalam lingkungan kemasyarakatan.Heheh. Kayak apa ya nanti aku pas usia segitu.
Wo Kaenem -> WISMA
Usia inilah yang menurutku merupakan usia paling kritis di antara yang lain. Usia 40-48 tahun. Disampaikan Pak Bamsus, Wisma itu artinya 'Omah', yang jika ditarik (atau dihubung-hubungkan) lagi akan sampai pada kata-kata 'Istiqomah'. Yang pada usia ini, seseorang harus bisa konsisten terhadap ajaran agamanya. Istiqomah terhadap pandangan agamanya. Melihat jauh ke depan, pada kehidupan pasca kematian. JIka pada masa ini kesadaran itu tidak timbul, maka susah untuk kembali padaNya. Akan seperti seorang nenek tetangga Pak Bamsus pas lagi kuliah di Jerman, Pas ditanyain, 'Buk, hari Minggu gini kok gak ke gereja, berdoa biar panjang umur dan sehat...:D'. Jawabnya: 'Sekarang nek pengen sehat dan panjang umur ya pergi ke Dokter dong,,, kok ke Gereja'. Gladag.. :P
Wo Kapitu -> WIDODO
Nah, hari ini (19 Juli 2011) kebetulan adalah hari lahir Pak Bamsus. Katanya beliau memasuki tahapan Widodo ini di mana pada usia 48-56 ini sesorang sudah berada pada tahapan hidup yang makmur, lengkap dan mungkin sedang berbahagia sambil memandangi anak-anak dan cucu-cucunya. Beliau berharap pada tahapan ini, beliau dapat mengetahui bahwa 'semua wo dalam rangka wanuh (kenal), kenal dirinya. Siapa kenal dirinya akan kenal Tuhannya'. Begitu beliau komen di ucapan selamat hari lahir dari ku pada beliau. ^^
Wo Kawolu -> WASIAT
Nah di usia-usia ini, setelah melalui banyak tahapan dalam kehidupan, saatnyalah berwasiat dalam kebenaran dan kebaikan. Banyak memberi wejangan dan masukan bagi yang lebih muda dan butuh nasehat. Atau dapat juga diartikan benar-benar harus berwasiat, siap-siap bagi warisan, hehe. gitu deh. :D
Kasongo -> WANGSUL
hmmm, inilah saat-saat di mana, harus bersiap-siap pulang. Tak tau kapan ajal akan menjemput kita,,,Tapi rata-rata usia manusia berada di rentang usia 64-72 tahun ini. Rasul meniinggal dunia pada usia 63 tahun. Begitu juga Abu Bakar dan Umar Bin Khatab (HR Tirmidzi, Muslim dan Ahmad). Tak ada salahnya bersiap. Kumpulkan bekal sebaik-baiknya. Mari kita berdoa semoga ALLAH menutup hidup kita dengan baik. Dengan akhir yang indah, Khusnul Khatimah.

Nah itu dia, tahapan hidup menurut falsafah orang Jawa Lo ya. Setidaknya kita tahu bahwa memang sesuatu itu ada masanya dan ada alasannya. Everything has reasons and season. Tinggal bagaimana kita dapat menikmati setiap prosesnya, sehingga selalu terasa lezat di tiap gigitannya, eh, tiap tahapnya deng. See ya. ;D
Barakallahu fiikum, sobat. ;)

Wednesday, June 1, 2011

...

mengapa dia masih saja menetes di pojok mataku
mengapa dia masih saja tak dapat bekeRja sama denganku
kumohon tetap tinggaL di tempatmu
yakinLah,kaRena memang ini takdiRku

maLang, 2 juni 2011

Friday, February 4, 2011

:'(

Sudah dibiLangin jangan nangis!!

:P

Tuesday, January 25, 2011

AjaRn's Last Advise

AjaRn:

"Do not cRy, Nimas. You have to be a stRong woman!!"


KoRp khun Makk kha, AjaRn,,,,

Time to go now,,,

Thursday, January 13, 2011

Teman


Bapak:

"Teman adalah seseorang yang mendekatkanmu pada Gusti ALLAH, jika tidak, dia adalah musuhmu.
Meskipun begitu, keberadaan musuh adalah perlu untuk mengukur sebagaimana dekat hubunganmu dengan Gusti ALLAH itu sendiri."


Sunday, January 9, 2011

Rasa

Maha suci ALLOH,,

yang kepadaNya bermuara segala doa

yang kepadaNya bersandar semua geLisah

yang mempergantikan senyum dan tangis

yang mempergilirkan ketenteram dengan kecemasan

yang menggenggam bahagia dan sengsara

kepadaMu semua kuserahkan

segala rasa yang ada padaku

takut

cemas

sedih

senang

dan benci,,,

ubahlah menjadi keberanian yang membara,

ketenangan yang menentramkan

kewaspadaan yang menunjukkan jalan

syukur yang mengingatkan

dan makna yang menyejukkan



*sindrome pengen nangis tanpa sebab. hehe. mengapa hari ini begitu melow, coba. haha.
 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template