Sunday, December 19, 2010

:(


Taukah kau
Bagaimana capeknya begini
Apakah semua harus mengertimu
Apakah semua harus sama seperti yang kau inginkan
Apakah semua harus sepersetujuanmu
Apakah semua harus sesuai standardmu
Apakah semua harus sesuai seleramu
Muak tau


*Astagfirullah
Jadi pengen nyebur ke laut, tapi dingin dingin ngene e.
hehee.Tidur aja wes. zzzzzzz

Monday, December 13, 2010

CukupLah kematian sebagai pelajaran,,,


Pagi ini Mas telpon mengabarkan jika Bang Imron, pemilik warung halal di kampus Bangkhuntien meninggal dunia. Memang sudah kurang lebih tiga bulan ini Bang Imron sakit. Kata Pa (bibi) Lek, istrinya, Bnag Imron sakit kanker hati. Karena sakit Bang Imron inilah warung halal di Bangkhuntien lebih sering tutup jika dibandingkan dengan warung lain.

Masih kuingat, ketika itu Pa Lek mulai jualan lagi tanpa Bang Imron, hanya dengan si Kembar Norng Lak sama Kha. Saat itu kutanya, 'Bang Imron sabai dee mai?' yang berarti apakah Bang Imron baik-baik saja? Dia menjawab, 'Long (paman) mai sabai', yang kutahu artinya, Bang Imron sedang tidak dalam keadaan baik. Pa Lek mencoba menerangkan dengan sebisanya, tapi bahasa membatasi kami. Dia menerangkan sambil mengelus-elus perutnya. Hem, meskipun tak bisa menangkap maksudnya, kuyakin penyakit Bang Imron terbilang parah, karena kulihat Pa Lek menyeka air matanya yang jatuh dengan celemek bututnya.

Beruntung ada p'Pun dari lab sensor yang datang untuk sarapan dan menjadi jembatan komunikasi antara kami. Dari p'Pun kutau bahwa Bang Imron menderita penyakit kanker hati atau limpa yang mungkin sudah dalam stadium yang lanjut. P'pun bilang, 'So sad, na. I can feel what she feel, coz i also have a husband' Hem,,,Kuminta P'Pun bilang ke Pa Lek agar sabar dan aku berkata akan kuminta student Indonesia berdoa untu
k kesehatan Bang Imron. Dan Pa Lek menggangguk.

Setelah itu kucoba untuk mencoba mengajak anak-anak menjenguk Bang Imron di sela kesibukan kami, namun sampai ajal menjemput Bang Imron tadi pagi sebelum subuh (4 am), kita belum bisa menunaikan hak saudara kita sesama muslim tersebut. Dan saya hanya bisa berharap bahwa saya dapat menunaikan hak Bang Imron yang lain, yaitu mengantarkan jenazahya.

Ketika mengantarkan jenazahnya tadi, saya merasa sangat sedih, karena Bang Imron yang baik hati meninggal dunia, sekaligus saya teringat kepada Mbah uti yang meninggal ramadhan kemarin. Dengan penyakit yang hampir mirip dengan Bang Imran yaitu Tumor di lehernya, yang saya lupa namanya.

Di ramadhan itu ALLAH menjemput mbah uti, setelah kuRang lebih datu tahun menderita sakit tersebut. Di suatu hari Jumat yang mendung di Bangkok. Saya tak tak bergeming dari depan pompa vacuum di Lab kotor di EcoWaste. Mulai dari waktu selesai shalat jumat, sampai pukul lima menjelang berbuka, tak tau mengapa hati merasa cemas. Mencoba menggerusnya dengan estafet tilawah, tapi belum juga hilang. Tidaklah perduli dengan Mas Yus yang sedang menyiapkan buka puasa di pantry Lantai 3.

Ternyata di saat itulah nun jauh di bujur lain, Mbah uti berpulang. Dan berita mengalir ketika saya sedang menginap di kampus, tidak ada teman, sendirian. Ya ALLAh,,, hati sesak. Tenggorokan terasa sakit. Mbah uti-ku. Yang tidak pernah menangis selama ingatan ini. Bahkan ketika Mbah Kung meninggal 11 tahun yang lalu. Tetapi terakhir kali kudengar suaranya ketika meneleponku sebulan tepat sebelum kepergiannya, berkata dengan tangis yang tercekat, 'Nduk, mbah uti kangen kowe,,,,'. 'Inggih, mbah. Mangke gek ndang ujian, gek ndang wangsul'.

Karena itulah air mataku meleleh ketika kulihat proses penguburab Bang Imron tadi sore. Karena tak sempat kulihat wajah mbah uti untuk terakhir kali, tak sempat kumandikan dan kusholati jenazahnya...

Ya Rabb semoga kepergian oRang-orang yang kami cintai karena Mu ini,, memberi pelajaran yang berharga bagi kami. Tentang suatu saat di mana kami akan sendiri, dan berpisah dengan dunia dan semua yang selama ini ada bersama kami. Ya, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagi kami...

Selamat jalan Bang Imron dan mbah uti,,,


Wednesday, December 8, 2010

Ban Rao (Rumah Kami)



Sudah lebih dari satu semester kami tinggal di apartemen baru kami di Pracha Utit Soi (jalan) 69, setelah pindah dari apartemen lama di Soi 33 yang telah kami tempati selama satu semester studi kami di Thailand. Sebenarnya apartemen kami ini sungguh nyaman, karena tempatnya yang rindang dan tenang. Ada fasilitas kolam renang dan lapangan tenis gratis yang bisa digunakan oleh penghuni ataupun masyarakat umum. Akan tetapi kami rasakan, tinggal di Soi 33 sangatlah melelahkan. hehe. Hal ini dikarenakan jarak tempuh yang jauh dari apartemen kami ke jalan besar Pracha Utit. Selain itu, tempatnya jauh dari Pasar Muslim sehingga suLit bagi kami untuk membeli makanan halal. Demikian juga dengan Masjid, jaraknya jauh sehingga tidak dapat mendengar adzan dan bagi teman-teman yang cowok tidak bisa rutin shalat berjamaah di masjid. Hehe. Atas pertimbangan ini dan untuk mempersiapkan bulan Ramadhan pertama kali kami di Thailand, kami memutuskan untuk pindah.. Yuk marii (*_^)

Alhamdulillah. Akhirnya kami pindah ke sebuah apartemen yang nyaman dan dekat dengan jalan besar. Hanya berjarak kurang dari 50 meter dari jalan besar Pracha Utit Road. Apartemen ini kami temukan setelah melakukan survey beberapa apartemen di sekitar kampus, masjid Istiqomah dan pasar muslim (Thalad 61). Setelah melalui beberapa pertimbangan termasuk perbandingan cost yang rumit oleh saudara Mamo heweh, kami memutuskan untuk pindah ke apartemen tanpa balkon ini. hehe.


Beruntung sekali ALLAH menempatkan kami di apartemen ini. Tepat berada di samping Masjid Istiqomah, yang suara adzannya selalu memberi kenyamanan khas kampung halaman. Dekat dengan Seven Eleven yang 24 jam memenuhi kebutuhan kami, termasuk snack dan minuman yang menemami malam-malam panjang thesis kami.


Selain itu, Ban Rao dekat juga dengan penjaja makanan muslim yang dengan bebas dipilih-dipilih,, dibeli dibeli,,, mulai Kao Nea Deng (Nasi daging merah), Kao Lao Nea dan Ped (Nasi sayur daging dan bebek), Bakmi Nea dan Ped (Bakmi daging dan bebek), Pad Pak Ruam (Cap cay), Som Tam (Salad sayur), Sop Kai (Sop Ayam), Hoi Tod (Kerang goreng), Pad Tai (0po ini ya) dan masiiiiih banyakkkk lagi yang lain. Semuanya bisa dimakan tanpa ragu-ragu karena semua berlabel halal, atau setidaknya bergambar bulan sabit dan bintang.

Selain itu, kami diberkahi dengan mendapatkan Mas kos yang baik hati dan gampang luluh hati. Namanya Khun Rachata, kami biasa memanggilnya P'Got (baca P'Kot). P'Got itu mempunyai level heweh sekelas Mamo. Umurnya sekitar 30-an kali. Meskipun heweh, dia MBA yang baik hati. ^^ v

Bagaimana tidak, P' Got sangat perhatian dengan kami, adik2 kosnya ini. Pernah suatu hari tidak tega melihat Meme (room mate-ku) pergi ke Catucak sendirian, diantarkannya sampe stasiun BTS terdekat. Menjelang Idul Fitri kemaren, dia menaruh bingkisan ucapan selamat IduL Fitri di gagang pintu kamar semua penghuni apartemen 4 lantainya.

Pas ke Chiang Mai tak lupanya dia membelikan kita souvenir buat kita, seorang satu. Pas Gita pulang ke Indonesia kemarin, diberinya lagi kenang-kenangan buatnya. Pas Mamo protes internetnya down di suatu bulan kemarin, dia free-kan tagihan internet bulan depannya, hehe. Bukan hanya buat Mamo, tapi buat semua student Indo di apartemennya. Hehe. Sungguh,,,

Meskipun bahasa Inggrisnya terbata-bata dan terkadang lucu, P'Got dengan semangat selalu mengucapkan "Assalamualaikum!!!". Alhamdulillah. Memang P'Got seorang muslim. Di dinding luar lantai empat apartemennya yang kami sebut "Baan Rao" yang berarti "Rumah Kami" , terpampang kaligrafi ALLAH dan MUHAMMAD.
Dan barusan, pas bayar apartemen ke dia, baru benar-benar kusadari kalo ada penalti 50 bath per hari bayar telat.



Harusnya bayar setiap tanggal lima setiap bulan. Dan bukan bulan ini saja aku telat bayar :P. Tapi kok gak pernah di-penalti ya. hehe. Wah nggak tau neh P'Got. Hewehnya nggak ketulungan. Malah pas Mamo ditinggal Gita pulang ke Indonesia, dia meLobby untuk menurunkan bayaran uang kosnya jadi sepertiga, P'Got setuju2 saja!!! ^^
Nggak tau lah. hehe. Heweh. Tapi di luar semua itu, kami senang tinggal di Baan Rao, meskipun susah jemur baju karena tidak adabalkonnya.Hehe. Paling nggak, kita bisa belajar bagaimana menjadi Mas atau Mbak Kos yang baik, jika kelak punya usaha kos atau kontrakan. Hehe. Mungkin sedekah P'Got di antara kehewehannya itu, menjadi barakah tersendiri bagi bisnisnya dan menambah rejeki di kehidupannya. Jazakallahu khoir P'Got, na kha !!
Pasti kalo dengar ini, seperti biasa dia kan jawab : Kha Poem! ^^

Sunday, December 5, 2010

Endorphine - Sing Sum Kun (Eng Subs)






Gara-gara Zulkarnaen Wahib (Raja Manggala University) yang upload klip ini beberapa waktu yang lalu, saya jadi suka sama lagu punya "Endorphine" yang berjudul Sing Sum Kun ini. Setelah kutanya sama Khun Wassana atau sebut saja Koi, lagu ini menceritakan tentang sesuatu yang valuable katanya. Yup,alhamdulillah bahasa Inggris Koi berkembang pesat. :P Setelah ku-cek di sub title nya ternyata lagu ini memang menceritakan tentang the "important thing". Hal yang terpenting...Hem. Kata mas Yusron, lagu ini pantes buat "nembak" seseorang. heayalah, opo ae to. wkkk. Sopo yo sing kate nembak aku nggawe lagu iki? Tuing-tuing mode on. :P


Friday, December 3, 2010

Uti, thanks for being there for me

Uti, thanks for being there for me

Long weekend has come ^^


Here we go again,,,
Lets enjoy our long weekend , guys
Just smile and laugh
Enjoy!
Enjoy!
Enjoy!
Work hard
Play harder!!
^^

*Let's go foR RefReshing adventuRe duRing Long weekend of H.M. King BiRthday,,, ^^


Sunday, November 28, 2010

Petikan Rasa Terima Kasihku,,, ^^



ACKNOWLEDGMENTS
The highest thank is sent to Allah SWT, My Lord, The Most Gracious and Merciful, Who always gives me the undenied favors and empowering me in the whole of my live until I can stand in the position where I am now and in the future where I always expect to be better.
I also sincerely grateful to my main advisor, Assoc. Prof. Dr. Pawinee Chaiprasert, for her continuously guidance and endorsement since my very first time until I get the meaningful knowledge for my educational and social life. I am gratefully thank to Dr. Benjaphon Suraraksa, my co-advisor who always indeedly supports me every time when I was down and come with some new ideas to overcome my problems. I also sincerely thank to Mr. Warin Rukruem who always raises my self confidence with his own way and professionally helps me to eliminate my study obstacles so I can accomplished my research within time.
My deep appreciations are also delivered to Dr. Annop Nopharatana, Assist. Prof. Dr. Sasidorn Buddhawong and Dr. Bundit Fungsin, my thesis committees, who contributing the constructive ideas and suggestions to make my work perfect.
I also would like to acknowledge the financial support of my scholarship to study in Thailand, Beasiswa Unggulan and Brawijaya University. The grateful is also extended to ECoWaste for financial and facility supports of this research. I would also like to thanks to all of Lab members and researchers, for the advise, kind motivation, and responsive support during the study.
Special thanks are also expressed to Mr. Pratin Kullavanijaya to whom I indebted a lot of things and also to my Lab-mate, Yusron Sugiarto, Ampu M. Resmanto, Nasrul Hudayah, Rodgamol Smutpech, Meetene Laokor, Suchada, Eaknarin Aryavongvivat, P’Jum, P’Phrew, P’Oo, Wassana, and Saowaluk for always putting the smile in my face. I would also thanks to the friend of mine in Double Degree Program of Brawijaya University (academic study of 2008/2009) and PERMITHA, Indonesian student association in Thailand, who always be my companion during my study in Thailand.
Finally, I would like to expressed my thanks to my family, my mother, my father, my sister, my brothers, and my friends for their endless love, supports and sacrifices for me. They always give me the extra air to breathe.

Monday, November 22, 2010

Tak mau tiada dengan ada-Nya


Setiap titik kehidupan yang tampak di sekitar kita menggambarkan bahwa sedemikian kompleksnya kehidupan manusia sebagai insan, baik dengan atau tanpa pengenalan dan pemujaan terhadap Pencipta-nya. Kadang terasa aneh tapi kadang terasa menohok dan membangkitkan rasa yang lama tertidur jauh di dalam hati. Rasa yang begitu jauh terpendam. Tentang untuk apa kita ada, untuk apa kita hidup, apa tujuan hidup kita.

Ada seseorang yang begitu giat menuntut ilmu, dengan banyak kepintaran dan keahlian. Hatinya begitu baik dan adanya selalu bermanfaat. Tapi bahkan dia tak mengenal Tuhannya. Siapa penciptanya. Beruntung dia menjadi ciptaan yang berguna, (mungkin) tanpa tahu untuk apa dia diciptakan dan oleh siapa.

Sementara, ketika kutengok di dalam diri ini. Telah semenjak dini diperkenalkan dengan siapa Pencipta pelangi, siapa Penguasa langit dan bumi, siapa Pemelihara alam semesta. Namun, yang terasa menohok adalah, kesadaran apa yang telah kuperoleh dengan pengetahuan itu. Bahwa ada Sang Pencipta, bahwa ada makna mengapa aku dicipta, bahwa ada kewajiban yang kubawa. Apa yang bisa kubeRi? Iri melihat mereka yang begitu tulus dan rela, memberikan yang terbaik di bidangnya. Di medannya. Di luar kesadaran untuk apa mereka harus melakukan itu semua. Mengapa mereka harus berkarya.

Lalu bagaimana jika mereka tahu tentang pengetahuan yang sudah ada padaku sejak dulu. Akan sangat dahsyat kurasa. Letupan energi yang ada, kan lebih memacu mereka untuk berkarya dan bekerja. Karena telah nyata tujuannya. Balasan yang pasti di hadapan Penciptanya.

-Ketika iri hati menguasaiku-
Ingin seperti mereka dengan pengetahuanku tentangNya.

Tuesday, June 1, 2010

Menahan maRah



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ

[رواه البخاري]


Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah.

(Riwayat Bukhori )

Kenapa ya, RasuL biLang ke kita kaLO jangan maRah.... Ya ALLOH kuatkanLah hati ini senantiasa,,,(T_T)

Saturday, April 10, 2010

To my lovely May



Mimpi adalah hal yang aneh, unik, tapi istimewa,,
Mimpi yang menggerakkan jiwa untuk terus melangkah,,
Yang membuat tetap bertahan saat kelelahan mulai menghadang,,
Yang membuat "Raksasa" dalam dirimu terbangun dari tidur lelapnya,,
Yang membuat "Singa" dalam hatimu mengaum menggetarkan hutan,,
Tapi ,, mimpi adalah hal yang cukup sulut diucapkan dan diyakini bagi orang yang lemah dan gampang menyerah,,
Karena itu,, Bermimpilah!!
Mungkin akan terasa sakit, lelah dan kesepian
Tapi,, Allah selalu menjanjikan balasan yang luar biasa bagi tiap mimpi-mimpi mulia
bagi tiap usaha meraihnya
KArena setiap muslimah selalu punya kesempatan untuk dicemburui bidadari-bidadari surga
Maka,, bersihkan hati!!
Sucikan niat, teruslah melangkah

"Sesungguhnya kelelahan yang kau rasakan saat beramal shaleh tidaklah abadi,,
Tapi ,, surga dan ridho yang akan kau dapatkan akan kekal selamanya,,"

NB: May, jangan lupa kompetisi kita,,!!:)

Dari NduL teRcinta,,Udah khatam baca buku daRi dia,, jazakiLLah, nduLL


 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template