Wednesday, November 9, 2011

Nyambut Gawe

Teringat dhawuhe Bapak, terutama pada saat-saat merasa sangat enggan berangkat bekerja, dan masih travel-lag kayak sekarang. Apalagi ditambah atmosfer kota Malang yang mendingin kembali. Ditambah pula dengan suhu cluster C (cluster di mana ruanganku berada) yang hampir tak pernah di atas 22 derajat C.  Hehe.
Kata Bapak, bekerja dalam bahasa Jawa disebut dengan Nyambut Gawe. Terdiri dari dua kata yaitu :  Nyambut dan Gawe. Kata Nyambut berarti meminjam.Gawe berarti bekerja. Berarti bekerja itu adalah suatu proses yang diawali dengan meminjam. Meminjam apakah? Meminjam segala sesuatu yang kita punyai saat ini. Otak, mata, tangan, kaki, badan, kesehatan, semua. Bahkan kesempatan kita untuk dapat bekerja sendiri. Semua hal yang kita gunakan ini adalah pinjaman. Sambutan. Terkadang hal itu yang jarang sekali saya sadari. Karena tidak sadar, maka tidak bersyukur. Karena tidak bersyukur, maka seringkali malas ngapa-ngapain, hehe. Malas berangkat kerja salah satunya.

Semua potensi yang kita miliki tadi hanyalah pinjaman. Silihan. Hal ini berarti, pinjaman itu dapat sewaktu-waktu diambil oleh Pemiliknya. Anytime. Anywhere.  Masalah otak atau jiwa, misalkan. Di kantor, ada seorang ibu yang oleh Allah diberikan cobaan dengan hilangnya kesadaran jiwa. Beliau mengalami gangguang kejiwaan. Mempunyai dua anak dan telah bercerai dengan suaminya. Sekilas bila dilihat wajahnya cantik. Dan saya yakin beliau juga pintar. Buktinya beliau dapat diterima menjadi seorang staff pengajar di Jurusan yang saya tahu mempunyai kualifikasi yang tinggi terhadap para staffnya.

Kurang tahu jelas apa penyebab sakit beliau. Yang jelas sekarang meskipun beliau masih sering terlihat datang ke kantor, akan tetapi tidak dapat berkarya secara optimal. Tidak dapat dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian. Adanya seperti tiada. Tidak bisa bekerja. Tidak bisa makarya, megawe.

Mungkin Allah telah mencukupkan waktu untuk beliau. Mengambil kembali pinjamanNya dari beliau, sehingga berkurang potensi yang dapat digunakan oleh beliau untuk bekerja. Allah memiliki segala kuasa. Subhanallah, bahkan untuk kejadian seperti ini, Allah masih menyisakan sedikit tempat bagi kita untuk mengambil hikmah yang ada.

Mayang, teruslah berkarya, megawe. Sebelum Allah mengambil pinjamannya. Semangat!. 

' ,,,,,Bekerjalah kamu, maka Allah akan Melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin,,,,,' [9:105]

*Di saat rindu nasehat-nasehat Bapak. Love you, Dad.









1 comments:

Fifin said...

sangat terenyuh dengan tulisan ini. teb manteb deh... mengena banget...

yap terus berkarya, tak harus dinilai oleh manusia.. cukuplah Allah...

semangaaatt...





----------------------------
btw link ke saya di 'Temans' kok salah may...

harusnya :http://fifin-nugroho.blogspot.com

tapi tertulis : http://http//fifin-nugroho.blogspot.com

 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template