Monday, November 14, 2011

Padi - Tempat Terakhir



Sad

:(
:'(
:'((

Feel sad when you're sad.


Saturday, November 12, 2011

Mbak Rani

Namanya Atikah Syaharani. Hanya mau dipanggil Mbak Ani. Hehe. Dia putri mbak Kos-ku. Umurnya 3 tahun 2 bulan. Pinter banget. Masih kecil, tapi suka ngatur-ngatur. :P. Seneng sekali makan ceker ayam. Baik disoto, disop, diapa-apain pokoknya. Paling seneng nyanyi 'Cantik'-nya Kahitna, karena pengaruh buruk dari tante Lia (tantenya) yang Kahitna-freak. Tapi nyanyi 'As*l*le' dikit-dikit bisa juga.  Malam ini tadi ujug-ujug dateng ke kamar dan minta photo sama Tante Mayang. Hehe. Yuk,, Persiapan, mbak Ani,, Tes tes,,, 
Oke, Senyum, Sip. ;)

Mringis Tante,, OK

Bisikin, Bisikin,,

Hormat grak!

Gini Te, nembak,,, dor!!

Sip deh...




Wednesday, November 9, 2011

Sedekah yang paling Afdol

Tulisan ini juga untuk membayar utang. Judul di atas itu adalah judul kultum terakhir yang kusampaikan di ngaji-mod (ngajinya anak-anak Bangmod-tempatku penelitian thesis tahun lalu, tepatnya di pinggiran Kota Bangkok-). Sebenarnya kultum saat itu, hanya menyampaikan kembali artikel dari Pak Ihsan Tandjung yang bisa dilihat juga di eramuslim.

Bermula dari gagasan cemerlang teman-temanku di Al Magetani Foundation yang begitu giat menginisiasi terbentuknya sebuah wadah alumni SMA 1 Magetan yang diarahkan pada terbentuknya jaringan pendanaan yang kuat, yang dapat membantu adik-adik di SMA yang mempunyai keterbatasan biaya yang menghambat kegiatan pendidikan mereka (ngarang ae, padahal aku gak teka rapate, hehe).

Hal tersebut membuatku begitu terkesan dan terinspirasi, terutama ketika mereka pengen urunan buat korban tahun ini, dengan cara patungan. Di saat darah mereka masih muda, di saat keinginan untuk menjadi kaya sangat menggoda. Tetapi darah muda mereka telah memilih untuk tak menjadi biasa...

Di pihak lain secara tak sengaja (padahal browsinge yowes berjam-jam :D)kumenemukan artikel tadi, dikatakan bahwa:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ

تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ

قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Bisa kita lihat betapa detailnya hadits itu menjelaskan kepada kita ciri-ciri sedekah yang afdol untuk dijalankan yaitu
(1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi;
(2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya;
(3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan
(4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Kuistilahkan dengan 'darah muda', keinginan yang ada di dalam hati kita, yang bersemangat dan bergelora. Ingin menikmati masa muda dan awal-awal bekerja. Saat di mana kita ingin menikmati hasil keringat kita. Merasa harta yang ada di tangan kita adalah milik kita, tak siapa-pun boleh menyentuhnya. Ini milikku! Mau apa?

Teringat seorang teman yang dengan begitu semangat menunjukkan tas barunya seharga tiket bolak-balik Surabaya-Bangkok di waktu promosi. :D. Waduh. Dengan baik sangka saja kupikir pasti dia sudah menyisihkan untuk membersihkan gajinya. Belum lagi dengan biaya perawatan intensif wajahnya, yang biayanya bisa digunakan untuk menghidupi aku selama sebulan. :P. Wajar. Karena pada saat seperti itulah godaan datang, bersifat sangat tamak dan serakah. Ingin mengumpulkan tabungan sebanyak mungkin, menabung untuk membeli ini itu, menabung untuk liburan ke sana situ. Karena godaan yang sangat berat itulah, maka Rasul menyatakan ketika kita mau menginfakkan harta kita di saat itu, maka akan memberikan nilai plus. Bukan hanya memberikan harta yang kita sayangi, tapi juga karena memberikannya di saat yang sulit.

Seperti juga ketika kita mempunyai sedikit uang, yang sangat kita eman-eman (bahasa Jawanya) di saat akhir bulan yang mencekik, dengan anggaran pas pasan. :D. Tiba-tiba datanglah adik kos dengan wajah memelas minjem uang buat bayar tunggakan uang kos bulan kemaren. :D. Bagaimana? Akankah kita memberi di saat kita sangat takut menjadi miskin? Memberikan harta yang kita sayangi, sekali lagi. Bersedekah itu di kala lapang dan sempit.

Satu cobaan lagi dalam sedekah adalah keinginan untuk menunda. Karena masih muda biasanya sering berfikir tentang: nanti saja. Nanti saja, jika sudah tua. Sudah punya mobil, rumah dan segala isinya. Jika sudah terpenuhi semuanya. :)  Sampai semuanya terambat karena gajah eh ajal sudah di pelupuk mata. Pada saat itu sudah baik jika yang diingat adalah menyedekahkan hartanya, tapi yang parah adalah ketika yang dia ingat adalah tentang wasiat untuk membagi harta pada ahli warisnya saja. Hal itu dilakukan dengan terpaksa, pula!. ckckck.

Karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam bersedekah, maka ketika kita dapat besedekah dengan lapang dada pada saat kita mendapat tantangan itulah sedekah kita disebut dengan sedekah yang afdol. :) Wallahu 'alam bishawab. Semoga dapat memotivasi kita untuk lebih giat bersedekah di masa muda kita. Disaat sedekah kita bisa bernilai sedekahyang paling afdhal. :)





Nyambut Gawe

Teringat dhawuhe Bapak, terutama pada saat-saat merasa sangat enggan berangkat bekerja, dan masih travel-lag kayak sekarang. Apalagi ditambah atmosfer kota Malang yang mendingin kembali. Ditambah pula dengan suhu cluster C (cluster di mana ruanganku berada) yang hampir tak pernah di atas 22 derajat C.  Hehe.
Kata Bapak, bekerja dalam bahasa Jawa disebut dengan Nyambut Gawe. Terdiri dari dua kata yaitu :  Nyambut dan Gawe. Kata Nyambut berarti meminjam.Gawe berarti bekerja. Berarti bekerja itu adalah suatu proses yang diawali dengan meminjam. Meminjam apakah? Meminjam segala sesuatu yang kita punyai saat ini. Otak, mata, tangan, kaki, badan, kesehatan, semua. Bahkan kesempatan kita untuk dapat bekerja sendiri. Semua hal yang kita gunakan ini adalah pinjaman. Sambutan. Terkadang hal itu yang jarang sekali saya sadari. Karena tidak sadar, maka tidak bersyukur. Karena tidak bersyukur, maka seringkali malas ngapa-ngapain, hehe. Malas berangkat kerja salah satunya.

Semua potensi yang kita miliki tadi hanyalah pinjaman. Silihan. Hal ini berarti, pinjaman itu dapat sewaktu-waktu diambil oleh Pemiliknya. Anytime. Anywhere.  Masalah otak atau jiwa, misalkan. Di kantor, ada seorang ibu yang oleh Allah diberikan cobaan dengan hilangnya kesadaran jiwa. Beliau mengalami gangguang kejiwaan. Mempunyai dua anak dan telah bercerai dengan suaminya. Sekilas bila dilihat wajahnya cantik. Dan saya yakin beliau juga pintar. Buktinya beliau dapat diterima menjadi seorang staff pengajar di Jurusan yang saya tahu mempunyai kualifikasi yang tinggi terhadap para staffnya.

Kurang tahu jelas apa penyebab sakit beliau. Yang jelas sekarang meskipun beliau masih sering terlihat datang ke kantor, akan tetapi tidak dapat berkarya secara optimal. Tidak dapat dilibatkan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian. Adanya seperti tiada. Tidak bisa bekerja. Tidak bisa makarya, megawe.

Mungkin Allah telah mencukupkan waktu untuk beliau. Mengambil kembali pinjamanNya dari beliau, sehingga berkurang potensi yang dapat digunakan oleh beliau untuk bekerja. Allah memiliki segala kuasa. Subhanallah, bahkan untuk kejadian seperti ini, Allah masih menyisakan sedikit tempat bagi kita untuk mengambil hikmah yang ada.

Mayang, teruslah berkarya, megawe. Sebelum Allah mengambil pinjamannya. Semangat!. 

' ,,,,,Bekerjalah kamu, maka Allah akan Melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin,,,,,' [9:105]

*Di saat rindu nasehat-nasehat Bapak. Love you, Dad.









 
The Hueys Blogger Template by Ipietoon Blogger Template